Senin, 27 April 2015

Ketika Bimbang

"Nama setelah dia itu adalah dia, dan tidak ada lagi nama setelah itu. Karenanya, sekarang aku berada dalam kebingungan yang besar."



Kebingungan itu mungkin pernah kalian alami. Rasa khawatir atau takut kalau-kalau dia bukan seseorang yang ideal.

Misal Gini...
"Eh, si dia itu liqo lho. Samperin gih ortunya, udah lama tuh proposalnya gk ad yang nyentuh."

Sungguh suatu kabar yang menggembirakan. Ada yg merekomendasikan seorang anak tarbiyah. Bagi yg gak tau apa itu liqo, itu adalah aktifitas tarbiyah/pengajian kelompok kecil yg tiap2 adho (binaan) diperhatikan oleh murabbi (pembina)nya, tentang bgmn perkembangan pencapaiannya serta amalan2 hariannya. Kalau sdh begitu, pasti agamanya bagus kan?

Namun, setelah itu muncul kebimbangan2. Karena yg kita ketahui ttg dia hanya liqo. Cuma itu. Kebimbangan pertama: Dia cantik gk? Kemudian pertanyaan-pertanyaan berikutnya muncul utk mendukung kebimbangan pertama itu, yang akhirnya menjadi kebimbangan2 berikutnya. Perangainya gmn? Sosialnya gmn? Mental keibuannya gmn?

Yah... Sebenarnya kebimbangan2 itu tidak perlu ada. Bukankah kita sudah berdoa untuk diberikan yang ideal? Masa ragu sama Allah yg mbuat Kamu bangun tiap malam, mengikis nikmatnya tidur hanya utk salat beberapa rakaat. Lalu setelah itu kamu meragukannya? Dia pasti mnjawab doa2mu selama kamu memang patuh terhadap-Nya.

Dan Untuk menjawab semua kebimbangan2 itu y tinggal datang utk taaruf. Namun setelah itu terbersit lagi dalam hati: bagaimana kalau tdk ideal? Kamu tega menolaknya?

Sekarang kita balik. Tetangga kamu adalah cowok/cewek yang tampan/cantik. Ketampanan atau kecantikan yg membuat kamu harus berkata secara zahir kpd dirimu sendiri "ghadhul bashar, ghadhul bashar..." Agar kamu bisa ikhlas mengalihkn pandangmu. Kamu juga tahu kalo dia itu santri. klo santri pastinya tau agama kn? Namun hati kecil berkata lagi, jangan tertipu oleh paras! Bagaimana kalau dia org yg labil, mental cengeng yg tdk mampu utk mnjalani rumah tangga. Pribadi pemalas dengan tingkat sosial rendah. Bahkan saat diberitahu sering melawan karna merasa paling benar.

Yah... Sebenarnya kebimbangan2 itu tidak perlu ada. Bukankah kita sudah berdoa untuk diberikan yang ideal? Masa ragu sama Allah yg mbuat Kamu bangun tiap malam, mengikis nikmatnya tidur hanya utk salat beberapa rakaat. Lalu setelah itu kamu meragukannya? Dia pasti mnjawab doa2mu selama kamu memang patuh terhadap-Nya.

Dan Untuk menjawab semua kebimbangan2 itu y tinggal datang utk taaruf. Namun setelah itu terbersit lagi dalam hati: bagaimana kalau tdk ideal? Kamu tega menolaknya?

Namun khusus utk paras, itu adlh sesuatu yg semu. Seiring menuanya usia, kulit pun akan menua.

Namun ttg hati dan keimanan, jangankan duniawi, bahkan sampai akhirat pun akan bahagia (mungkin?)

Dan beruntunglah mereka yg mendapatkn istri yg cantik, shalihah, penurut, dan sepemikiran.

Entah, saat pikiran ini muncul aku berinteraksi dengan malaikat atau syetan. Yang jelas saat itu aku dalam keadaan berwudhu, 10-15 menit setelah bangun tidur siang. Terus disunting lg bbrp waktu hingga jam setengah lima sore ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar