Senin, 25 Mei 2015

Chappie Si Robot Labil (review Chappie The Movie)


Pada Tahun 2016, kepolisian Johannesburg, Afrika Selatan menggunakan robot sebagai penegak hukum. Adalah Deon Wilson, si penemu robot polisi yang bekerja di Tetravaal. Dia menggunakan kecerdasan buatan sebagai program yang ditanam pada robot itu.


Suatu hari, ada satu unit robot polisi yang tertembak rudal di bagian dadanya. Sebuah robot polisi yang sudah berkali-kali naas dalam setiap aksinya. Maka atas instruksi Deon, robot itu diputuskan untuk dilebur (reject).

Disamping karya sukses atas robot polisinya itu, Deon mengembangkan program kecerdasan buatan yang sempurna. Dia mengatakan kepada pimpinan CEO Tetravaal bahwa robotnya bisa berpikir, bahkan menulis lagu.  Kemudian dia meminta izin memakai robot rusak yang sebelumnya dia putuskan untuk dilebur dan meminjam chip Security Key untuk uji coba programnya. Namun karena Tetravaal bergerak di bidang pertahanan, dia ditolak.

Tidak berhenti di sana, Deon menyelundup ke workshop untuk mengambil robot dan chip tersebut. Namun sial, belum sampai dia ke rumah untuk merakit robot tersebut, sekelompok penjahat mencegat dan menculik Deon. Penjahat yang merasa geram dengan polisi robot, dan berniat menonaktifkn semua polisi robot dengan memeras si pembuatnya.

Namun Deon mengatakan itu mustahil, karena perusahaan Tetravaal sudah memproteksinya. Penjahat-penjahat itu kesal, dan berusaha mencari informasi di mobil Deon, hingga akhirnya mereka menemukan polisi robot yang dalam kondisi berantakan.

Ninja selaku pimpinan kemudian meminta Deon merakit robot itu untuk dirinya. Meskipun Deon sudah mengatakan bahwa robot ini berbeda, masih dalam tahap uji coba, Ninja tetap memaksanya. Selain itu robotnya juga tidak bisa langsung dipakai, harus dididik terlebih dahulu, seperti layaknya seorang bayi yang baru lahir Kegembiraannya yang muncul ketika bertemu dengan sesuatu yang baru juga membuatnya semakin mirip dengan anak kecil, itulah sebabnya Yo-Landi –rekan penjahat wanita Ninja– menamainya Chappie.



Karena dari awal para penjahat itu menginginkan robot tersebut untuk membantu aksinya, maka Ninja pun mengajarinya berbagai hal yang mengarah pada aksi perampokan. Sedangkan Deon selaku pembuatnya, tetap berusaha mengajarinya sebagaimana dia mengajari seorang anak. Meskipun Deon ditentang Ninja karena mengajari Chappie sesuatu yang tidak berhubungan dengan kejahatan, bahkan berkali-kali diancam akan dibunuh, Deon tetap semangat datang ke markas penjahat tersebut untuk mengajari Chappie berbagai hal. Beruntung, Yo-Landi paham dengan situasi ini, sehingga Yo-Landi tidak mengganggu Deon, bahkan Yo-Landi turut mengajari Chappie layaknya mengajari anaknya sendiri. Hingga akhirnya Chappie benar-benar menganggap Yo-Landi ibunya sendiri.


Di film ini, ada beberapa hal yang saya garis bawahi. Pertama pernyataan kecewa Chappie kepada Deon. "Kenapa kamu memberiku tubuh yang dapat mati?" Meskipun Chappie seorang robot, dia dapat mati karena Battery yang tertanam adalah battery yang tidak dapat diganti. Pertanyaan dari Chappie ini seolah pertanyaan yang mungkin saja banyak didapati dalam benak manusia. Setidaknya kita sebagai manusia yang akan mati berpikir, kenapa kita diciptakan dapat mati? Kenapa tidak diciptakan kekal saja? Kedua, melalui analogi Chappie sebagai seorang anak, saya membuat kesimpulan, bahwa seorang anak itu akan meniru dan patuh atas ayahnya. Seorang anak selalu akan melihat bahwa orang tuanya itu keren, kemudian dia menirunya. Hal itu bisa dikatakan sebagai pesan moral kepada setiap orang tua, agar mereka tidak ragu untuk mendidik anak-anaknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar